Ketahuilah!
Bahwa ketenangan itu tidak akan didapatkan sebelum benar–benar menikmati
hidup ini. Merasakan bahwa hidup ini pasti ada arti dan makna. Rasakanlah bahwa
hidup ini adalah Anugrah yang mencerminkan Kasih Sayang Allah.
Sebab
permasalahan-permasalahan hidup yang dihadapi di dalam dunia ini hanyalah
sebagai fase/tahapan–tahapan dari penampakan Ujud Tuhan. Ibarat seorang pembuat
keris, ia akan membakar dan menempa besi kemudian di bentuk untuk menjadi
sebuah keris yang indah. Begitu pula halnya manusia, ujian–ujian dan cobaan
adalah merupakan tempaan–tempaan dari Allah sebagai tanda Cinta Kasih Nya.
Kalau sudah begitu kenyataannya, mengapa kita tidak menerimanya dengan lapang
dada?.
Allah
SWT berfirman :
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS, Ibrahim
: 7)
Terkadang
banyak yang beranggapan bersyukur atas nikmat Allah itu adalah sebatas apa saja
yang didapatkannya diluar dari dirinya. Padahal terlebih utama dan untuk
pertama kalinya ia harus melihat kepada dirinya sendiri, bahwa apa–apa yang ada
pada dirinya zahir dan batin adalah karunia dan nikmat Allah terbesar yang
sudah sepantasnya tidak boleh dilupakannya begitu saja. Wajar saja jika Allah
memberikan ujian dan cobaan kepadanya untuk mengingatkan hambanya bahwa Allah
sangat dekat akan dirinya dengan sangat nyatanya dan sangat dekatnya nikmat
Allah pada dirinya yang pada hakikatnya Allah meliputi dirinya zahir dan batin.
Sadarilah!
Bahwa segala apa–apa yang ada pada diri kita adalah nikmat Allah. Nafas adalah
nikmat Allah, penglihatan nikmat Allah, pendengaran nikmat Allah, penciuman
nikmat Allah begitu pula darah yang selalu mengalir disekujur tubuh kita,
jantung yang selalu memompanya juga nikmat Allah dan segala apa saja
organ–organ tubuh yang bekerja semuanya adalah nikmat Allah, milik Allah,
karena Allah dan dengan izin Allah semata.
Siapa
saja yang mensyukurinya dengan keyakinan semua yang ada pada dirinya adalah
karunia dan nikmat Allah terbesar sebagai landasan cinta kasih Allah kepadanya,
maka sebagai penghargaan dari Allah Ia akan menambahkan nikmat Nya yang lain
(yaitu karunia Allah yang datang dari luar dirinya, seperti rezeki, jodoh,
kedudukan dll). Akan tetapi barang siapa yang lupa akan nikmat karunia Allah
yang ada pada dirinya berarti sama halnya ia lupa akan Allah yang memberikan
nikmat itu sebagai I’tibar (cerminan) adanya Allah dekat dan meliputi akan
dirinya. Lalu bagi siapa yang lupa akan Allah, maka Allah akan menurunkan
berbagai macam ujian dan cobaan kepadanya agar mereka bisa sadar dan kembali
kepada kebenaran (Allah SWT). Kalau sudah begitu berarti ujian dan cobaan
itupun termasuk nikmat Allah, karena datangnya ujian tersebut untuk
mengingatkan hambanya agar hambanya menyadari bahwa Allah sayang kepadanya.
Allah
SWT mengingatkan kita sampai 31 kali di dalam Firman Nya yang disebutkan di
dalam surah Ar–Rahman :
“Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan?”.(QS,Arrahman:13,16,18,21,23,25,28,30,32,34,36,38,40,42,45,47,49,51,53,55,57,59,61,63,65,67,69,71,73,75,77)
Dan
di dalam surah yang lain Allah berfirman :
“Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS, An – Nahl : 18)
Sungguh
sangat banyaknya nikmat karunia Allah yang sudah diberikan Nya kepada
kita, sampai–sampai kita tidak akan sanggup untuk menghitungnya. Karena itu
Allah memerintahkan kita untuk membaca surah Al–Fatihah berulang kali di setiap
kita Shalat dan termasuk salah satu Rukun Shalat yang apabila tidak membaca
surah Al – Fatihah maka batal lah Shalatnya. “Alhamdulillaahi rabbil
‘aalamiin”. (Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam). Adalah
suatu ungkapan yang menjelaskan bahwa apa saja yang ada di seluruh Jagad
Raya ini dan apa saja yang ada pada diri kita hendaklah kita sadari semuanya
itu adalah nikmat Allah SWT.
Itulah
salah satu Rahasia ke Agungan dan Kebesaran Allah tentang di balik ujian dan
cobaan. Karena itu syukurilah dengan harapan agar dimantapkan Iman dan
Keyakinan serta dibukakan ketentraman dan ketenangan Jiwa. Hidup ini akan
nampak indah jika kita mau menerimanya dengan lapang dada apa saja yang datang
pada diri kita adalah sebagai bukti Kasih Sayang Allah SWT.
Apabila
Allah mendatangkan suatu ujian, tentu itu menurut kadar kemampuan hamba Nya.
Tidak akan mungkin Allah menurunkan ujian yang hamba Nya sendiri tidak sanggup
untuk memikulnya. Kalaupun kita merasa berat dengan suatu ujian yang
didatangkan Allah seolah–olah kita tidak sanggup untuk memikulnya, itu
dikarenakan bukan kita tidak mampu untuk memikulnya melainkan karena kurangnya
pengetahuan untuk menghadapi ujian tersebut.
Oleh
sebab itu menuntut ilmu hukumnya wajib, agar kita mengerti tentang
hakikat dari pada ujian–ujian Allah yang datang kepada kita.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : yang artinya “telah diwajibkan atas
kalian menuntut ilmu baik muslim laki–laki maupun muslim perempuan”.